Jumat, 10 Mei 2013

Manusia dan Tanggung Jawab

A. Pengertian  Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.

B. Macam-Macam Tanggung Jawab 

Ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.

2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Contoh: Penyelewengan Dr. Tono (sukartono) sebagai Ayah, berarti tidak bertanggung jawab akan kewajibannyasebagai suami. Sebaliknya Tini, istri Tono yang kurang menghargai suaminya, juga merupakan contoh tidak bertanggung jawabnya sebagai seorang istri.

3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
Contoh: Tuti telah bertekat untuk berjuang meningkatkan derajat kaumnya dalam “Putri Sedar”. Ia bertekat bahwa apapun yang terjadi atas dirinya tetap akan dipertanggung jawabkan .
”Tidak, tidak, saya tidak boleh mendurhaka demikian terhadap asas, tujuan dan pendirian saya sendiri. Malu saya melihat saya sendiri”. Apa boleh buat jalan yng sulit ini sudah saya pilih dari semula dan tidak boleh menyimpang lagi, meski kemana sekalipun saya dibawanya.



4. Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya.
 Contoh: Dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis. Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah, demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan ini diketahui pihak berwajib, ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan keadilan.

5. Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.

C.    PENGABDIAN

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, dapat atau pun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada, raja, cinta, kasih sayang, hormat atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kesulitan mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikan sampai tuntas. Ibu bukan pengabdian tetapi hanya bantuan saja.

1.  Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan atas cinta dan kasih sayang, kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengorbanan, berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya atau anak-anak kepada orang tuannya

2. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat. Ia tak dapay hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup dimasyarakat tidak mau memasyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri. Maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat. Cepat atau lambat ia akan menyadari dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Untuk kebutuhan hidup, manusia tidak bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Dia memerlukan bantuan, pertolongan, amal dan jasa orang lain. Al-Quran membari dorongan kepada orang-orang beriman, untuk mencintai saudara-saudaranya yang seiman, berbuat baik kepada mereka dan memberi pertolongan serta bantuan kepada mereka.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudaya, karena itu damaikanlah antara kedua saudara mu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujarat, 46: 10)
Selain itu Al-quran juga mendorong kaum muslimin bekerja sama, bantu-membantu, dan membentuk masyarakat yang seikat dan terpadu dimana setiap mukmin merasa terjalin dalam suatu bangunan yang padu.
Dalam kehidupan perguruan tinngi, pengabdian kepada masyarakat yang merupakan salah satu tugas pokok perguruan tinggi, adalah Dharma ketiga dari tri darma perguruan tinggi yaitu:
a.       Pendidikan
b.      Penelitian
c.       Pengabdian kepada masyarakat

3. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Ynga Mah Kuasa. Tujuan Allah menciptakan takan jin dan manusia hanya untuk menyembah kepada-Nya.
Firman Allah SWT: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada ku”. (QS. Adz. Dzaariyaat, 51: 56)
Menyembah Allah beratri ingat kepada Allah. Kebiasaan seorang mukmin dalam mengingat kepada Allah, baik dengan mengucapkan tasbih, takbir, istigfar, doa maupun dengan membaca Al-Quran, membuat jiwa bersih dan bening serta perasaanya tenang dan tenteram.
Firman Allah SWT: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram”. (QS al-Ra’d, 13: 28)
Sabda Rasulullah SAW: “Ingatlah akan Allah aadalah penawar kalbu. Dan sabdanya pula: “Suatu kaum yang berkumpul dan mengingati Allah pasti disambut oleh para malaikat dan para malaikat pun memenuhi mereka dengan rahmat-Nya dan menurunkan ketentraman. Dan Allah pun ingat akan mereka itu”.”
Apabila seorang muslim membiasakan diri mengingat Allah maka ia akan merasa bahwa ia dekat dengan Allah dan berada dalam perlindungandan penjagaan-Nya. Dengan demikian, akan timbul pada dirinya perasaan percaya pada diri sendiri, teguh, tenang, tentram dan bahadia.
Firman Allah SWT: “karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu”. (QS. Al-Baqarah, 2: 152)
Ingat kepada Allah SWT, yang menimbulkan perasaan tenang dan tentram dalam jiwa, tak syak lagi merupakan terapi bagi kegelisahan, yang merasakan manusia, ketika ia mendapatkan dirinya merasa lemah, tak mempunyai penyangga dan penolong menghadapi berbagai tekanan dan bahaya kehidupan.

4. Pengabdian Kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu Negara. Karena itu seseorang wajib mencintai Bangsa dan Negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk mengabdian. Banyak contoh pengabdian kepada bangsa dan Negara dalam kehidupan.

D. PENGORBANAN

Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya berikan secara ikhlas: harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Menurut kamus umum bahasa indonesia Wjs. Poerwodarminto, korban berarti:
1. Pemberian untuk menyatakan kebaktian (kerelaan hati dan sebagainya). Misalnya: inilah korban ku untuk nusa dan bangsa.
2. Orang yang menderita kecelakaan karena perbuatan sendiri atau orang lain. Misal: banyak orang yang menjadi korban permainan judi.
3. Korban jiwa karena tertimpa bencana bumi di Kerinci, Jambi, bertambah banyak.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwannya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas, tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan. Pengorbanan dapat berupa:
1. Pengorbanan kepada keluarga
Dorongan seksual merupakan landasan pembentukan keluarga, di mana suami dan istri sama-sama mendapatkan kedamaian hati, sehingga timbul rasa tentram, aman dan damai. Dan antara keduanya pun timbul perasaan cinta kasih, kasih sayang, dan rahmat yamg mendorong tetap terpeliharanya kehidupan bersama dengan harmonisnya dan penuh dengan rasa saling tolong-menolong. Sehingga akan timbul suasana yang segar bagi pertumbuhan anak-anak, pemeliharaan, dan pembentukan kepribadian mereka secara sehat.
Contoh:  Siti Nurbaya, dengan sangat terpaksa mau dikawini Datuk Maringgih, seorang laki-laki yang sangat dibencinya, demi cintanya kepada ayahnya.

2. Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk bermasyarakat. Ia tidak dapat hidup sendiri, ia tidak dapat mencukupi kebutuhan sendiri. Untuk itu harus hidup bersama di tengah-tengah masyarakatagar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak dia harus membatasi cintanya pada dirinya sendiri dan egoismenya. Juga hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang lain, bekerja sama dengan memberi bantuan kepada mereka.
Contoh: Dr. Tono aktif sebagai dokter yang baik. Begitu besar pengabdiannya kepada pasien sehingga istrinya merasa diperlakukan sebagai penunngu rumah dan penunggu telepun belaka. Koflik batin terjadi, ketegangan rumah tangga menjadi-jadi, sehingga di rumah Dr. Tono tidak betah, gelisah. Akibat pengabdiannyakepada masyarakat rumah tangganya menjadi korban.

3. Pengorbanan kepada Bangsa dan Negara
Berbicara tentang pengorbanan kepada bangsa dan negara tidak bisa dilepaskan dari bicara tentang hak dan kewajiban. Dalam UUD 1945 banyak pasal-pasal tentang hak dan kewajiban negara Republik Indonesia.
Setiap orang di bumu mengetahui bahwa manusia merupaka anggota suatu bangsa dan warga negara suatu negara. Semua orang pasti menjadi anggota dari warga dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain membela negara. Pembelaan tersebut disebut pengorbanan.
Demi negara, tiap orang tidak sayang kehilangan harta benda, bagian badan, bahkan nyawapun dipertruhkan dengan ikhlas. Kapan saja dan dimana saja berada mereka berkewajiban membela negara.










SUMBER :
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-tanggung-jawab.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar