Minggu, 02 Desember 2012

Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat


A. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri.
Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:

1. memperoleh kasih sayang
2. memperoleh harga diri
3. memperoleh penghargaan yang sama
4. memperoleh prestasi dan posisi
5. dibutuhkan orang lain
6. memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
7. memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8. memperoleh kemerdekaan diri

Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi.


MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN


A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil ataubesar yang terikat oleh satuan, adat ritus atau hukum khas dalam hidup bersama. Ada beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia yaitu :
1. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu keteganganorganisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yangterbagi secara ekonomi.
2. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama danmenghasilkan kebudayaan.
Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

B. MASYARAKAT PERKOTAAN

 Masyarakat Perkotaan itu adalah sekelompok masyarakat atau individu yang tinggal di daerah perkotaan, perkotaan adalah daerah yang sudah maju dan berkembang. Tingkat perekonomian masyarakat perkotaan juga sudah sangat baik dan modern.

Ciri-ciri masyarakat perkotaan :
1. Mereka dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain.
2. Gaya hidupnya gampang terpengaruh oleh kebudayaan luar.
3. Sudah paham atau mengerti akan teknologi.
4. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
5. Lebih mudah mendapat pekerjaan, karena lebih banyak lapangan pekerjaan di kota.
6. Interaksi sosial yang cukup kurang pada umumnya.


C. MASYARAKAT PEDESAAN

 Masyarakat Pedesaan adalah masyarakat yang tentunya hidup di daerah desa, daerah yang berkebalikan dengan daerah kota. Masyarakat Pedesaan lebih menjunjung tinggi kebersamaan, kekeluargaan dalam hidupnya, sehingga terjalin persahabatan, persaudaraan yang erat dan terjalin dengan baik. Perekonomiannya pun cenderung masih sangat kurang.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan:
1. Sistem kehidupannya berkelompok satu sama lain dengan dasar kekeluargaan.
2. Hidupnya sebagian besar adalah hasil dari pertanian.
3. Hubungan antar individunya sangat erat bagaikan keluarga.
4. Tidak adanya campur tangan kebudayaan luar.
5. Sangat kurang pengetahuannya akan teknologi dan informasi.

D. PERBEDAAN KOTA DAN DESA
1. jumlah dan kepadatan penduduk                                 
2. lingkungan hidup
3. mata pencaharian                                                         
4. corak kehidupan sosial
5. stratifikasi sosial                                                           
6. mobilitas sosial
7. pola interaksi sosial                                                      
8. solidaritas sosial
9. kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

E. HUBUNGAN DESA DAN KOTA.
         Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur¬mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis¬jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek¬proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang¬bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir¬montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.





Sumber :